Produk olahan
hasil Pertanian
( oncom pasireungit )
Perbedaan
oncom merah (oncom bandung) dan oncom hitam (oncom pasireungit, sumedang)
Oncom adalah makanan asal Indonesia yang
terutama populer di Jawa Barat. Makanan ini adalah produk fermentasi yang
dilakukan oleh beberapa jenis kapang,
oncom hasil olahan dinyatakan siap diperdagangkan setelah kapang menghasilkan spora,
Ada dua
jenis oncom (oncom merah) dan (oncom hitam). Oncom merah didegradasi oleh kapang oncom Neurospora
sitophila atau Neurospora
intermedia sedangkan oncom hitam didegradasi oleh
kapang tempe Rhizopus
oligosporus dan/atau jenis-jenis Mucor.
Oncom adalah satu-satunya bahan makanan manusia yang diolah dengan melibatkan
jenis Neurospora.
Oncom merah
umumnya dibuat dari bungkil tahu, yaitu kedelai yang
telah diambilproteinnya dalam
pembuatan tahu, sedangkan oncom hitam umumnya dibuat daribungkil kacang tanah yang
kadangkala dicampur ampas (onggok) singkong atautepung
singkong (tapioka), agar mempunyai tekstur yang
lebih baik dan lebih lunak. Bungkil kacang tanah adalah ampas yang berasal dari
kacang tanah yang telah diambilminyaknya dengan
proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi. Walaupun
kedua bahan substrat tersebut berupa limbah, kandungan gizinya sesungguhnya
masih cukup tinggi untuk dapat dimanfaatkan manusia.
Kapang oncom
mengeluarkan enzim amilase, lipase dan protease yang
aktif selama proses fermentasi dan
memegang peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula, penguraian
bahan-bahan dinding sel kacang,
penguraian lemak,
serta pembentukan sedikit alkohol dan
berbagai ester yang
memunculkan aroma sedap dan harum. Protein juga terdegradasi namun tidak penuh
dan berakibat meningkatnya daya cerna.
Nilai dan mutu gizi
Oncom
memiliki kandungan gizi yang relatif baik dan dapat menjadi sumber alternatif
asupan gizi yang baik karena harganya murah. Kandungan karbohidrat dan proteintercerna
cukup tinggi pada oncom dari bungkil kacang tanah. Selain itu, populasi kapang
diketahui dapat menekan produksi aflatoksin dari Aspergillus
flavus yang telah mencemari substrat (bungkil).
Degradasi yang dilakukan oleh kapang menyebabkan beberapa oligosakarida sederhana
seperti sukrosa, rafinosa,
dan stakhiosa menurun
pesat kandungannya akibat aktivitas enzim α-galaktosidase
yang dihasilkan kapang (terutama N. sitophila).
Hal ini baik bagi pencernaan karena rafinosa dan stakhiosa bertanggung jawab
atas gejala flatulensi yang
dapat muncul bila orang mengonsumsi biji kedelai atau kacang tanah.
Dalam kaitan
dengan aflatoksin, penggunaan kapang N. sitophila dalam proses
fermentasi bungkil kacang tanah dapat mengurangi kandungan aflatoksin sebesar
50 persen, sedangkan penggunaan kapang Rh. oligosporus dapat
mengurangi aflatoksin bungkil sebesar 60 persen. Aflatoksin dihasilkan pada
kacang-kacangan dan biji-bijian yang sudah jelek mutunya. Untuk mencegah
terbentuknya aflatoksin, sangat dianjurkan menggunakan bahan baku yang bermutu
baik
Untuk
pembuatan oncom dari bungkil kacang tanah, pertama-tama direndam dalam air
bersih selama 3-4 jam, setelah itu ditiriskan, diayak, dan kemudian dicampur
dengan tepung tapioka. Selanjutnya, campuran ini dikukus. Setelah masak, adonan
diratakan di atas tatakan dari bambu, dan ditaburi dengan ragi setelah
dingin. Inkubasi dilakukan setelah ditutup dengan daun pisang bersih dalam suhu
ruang yang hangat (25-30 °C ) dan kelembaban tinggi, selama 2 sampai 3
hari.
Hal
yang perlu disempurnakan agar daya terima masyarakat meningkat terhadap oncom
adalah yang menyangkut penampilan, bentuk, serta warnanya. Untuk
lebih meningkatkan daya terima oncom di masyarakat luas, perlu diperhatikan
masalahsanitasi bahan
baku, peralatan pengolah, dan lingkungan, serta
kebersihan pekerja yang menangani proses pengolahan
HOME INDUSTRI ONCOM PASIREUNGIT
Bpk. HENDI Pengrajin Oncom Pasireungit |
![]() |
Bpk. Andar Pengrajin Oncom Pasireungit |
![]() |
KIRIPIK & ABON ONCOM IKA JAYA |
![]() |
KERIPIK ONCOM PASIREUNGIT |
ONCOM PASIREUNGIT |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar